Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem kembali menghadirkan informasi edukatif seputar komoditas perikanan unggulan melalui publikasi infografis kerang abalone (Haliotis squamata). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan pemahaman masyarakat dan pembudidaya mengenai aspek biologi dan potensi abalone sebagai sumber daya kelautan bernilai tinggi.

Dalam infografis tersebut dijelaskan bahwa kerang abalone memiliki bentuk cangkang bulat pipih, tidak berpilin seperti siput pada umumnya, serta dilengkapi lubang respirasi khas di salah satu sisi cangkang. Mantel abalone berfungsi menghasilkan cangkang dan lapisan nacre, sekaligus mengatur pertumbuhan serta melindungi organ-organ dalam tubuh.

Bagian kaki merupakan organ paling dominan pada abalone, berukuran lebar, pipih, dan berotot kuat. Kaki ini memungkinkan abalone menempel erat pada substrat batu, bergerak perlahan, serta bertahan dari arus laut yang kuat. Sistem pernapasan abalone menggunakan insang yang berada di dalam rongga mantel dan berfungsi membantu sirkulasi air melalui lubang respirasi cangkang.

Selain itu, abalone memiliki kepala dengan tentakel yang dilengkapi antena sebagai alat peraba dan sensor lingkungan. Mata yang terletak di pangkal tentakel berfungsi mendeteksi cahaya dan bayangan. Sistem pencernaan abalone berakhir pada usus (intestine) yang berperan dalam penyerapan nutrien lanjutan, pemadatan sisa pakan, dan pengeluaran feses.

Dari sisi karakteristik biologi, abalone bersifat herbivora dengan makanan utama berupa makroalga atau rumput laut. Mulut abalone dilengkapi radula yang berfungsi untuk mengikis alga, diatom, dan biofilm dari permukaan batu. Jenis kelamin abalone terpisah antara jantan dan betina, yang dapat dibedakan dari warna gonad, yaitu putih susu pada jantan dan hijau tua pada betina.

Melalui penyampaian informasi ini, BPIU2K Karangasem berharap dapat mendukung pengembangan budidaya abalone yang berkelanjutan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan secara bijak. Kegiatan edukasi ini sejalan dengan semangat Ekonomi Biru untuk Indonesia Emas, yang menekankan pemanfaatan potensi laut secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.